Sabtu, 20 April 2019

Aliran Rasa Pasca Tantangan 10 Hari Level 1


Alhamdulillah, segala puji bagi Allah akhirnya saya dapat menyelesaikan game 1 ini hingga hari ke 17. Awalnya komprod ini saya praktekkan pada putra ke 4, Syauqi. Namun ternyata menular ke adik dan kakaknya.
Di awal, menjadi perjuangan yang susah susah gampang. Karena harus belajar menahan amarah, berkata lembut dan ramah disaat emosi memuncak. Namun ketika berhasil, rasanya bahagiaa sekali.  

Ada banyak keajaiban-kejaiban yang tak terduga sebelumnya sebagai hasil dari penerapan komprod, diantaranya :
- Syauqi sudah bisa berkata lembut pada adiknya
- Saya tak pernah mencubit lagi hingga tulisan ini dibuat 😊 semoga menjadi habit baru.
- Tak lagi terlalu otoriter, karena sudah terbiasa dengan memberi pilihan pada anak, walau sesekali kembali ke kebiasaan lama
- Berkata lembut pada putra ketigaku, sangat manjur untuk membuatnya segera beranjak melakukan perintahku, yang sebelumnya harus berulang kali berbicara baru bergerak.

Semoga dengan bertambahnya ilmu, membuatku semakin arif sebagai orang tua dalam membersamai tumbang anak.

Terima kasih banyak kepada bunda fasil, teman-teman di kelasbunda sayang batch 5 dan pengurus ips atas ilmu dan dukungannya. Semoga berbalas pahala ganda.





Minggu, 14 April 2019

Hari ke 17 Tantangan 10H Level 1 Kelas Bunda Sayang Batch 5

Partner : Rafi
Point Komprod : Rendahkan intonasi, katakan yang diinginkan

Siang ini,  aku dan ketiga anakku sedang di perpustakaan. Hari ini ada tes STIFIN untuk anak-anak di ruang baca umum.  Sementara di aula lantai dua sedang berlangsung pelatihan akupuntur. Rafi dan adiknya bermain petak umpet. Berlari saling mencari dari lantai 1 ke lantai 2. Melihat itu,  aku khawatir ulah keduanya bisa mengganggu konsentrasi peserta pelatihan. Segera kudekati Rafi yang sedang berlari.
"Dul,  berhenti !" kataku sembari memegang tangannya.
" Nanti orang terganggu,  ayo ke ruang baca anak" ajakku pelan.
Masih dengan nafas yang ngos-ngosan, Rafi mengikutiku nyaris tanpa penolakan.

Biasanya,  saat mereka berlarian seperti itu aku akan marah dan berkata :
"Jangan lari-lari! " Bukannya berhenti, mereka malah semakin bersemangat berlarian kian kemari.

Alhamdulillah. Semoga aku bisa lebih produktif dalam berkomunikasi dengan anak-anak.

Sabtu, 13 April 2019

Hari ke 16 Tantangan 10H Level 1 Kelas Bunda Sayang Batch 5

Partner : Rafi dan Syauqi
Point Komprod : KISS

kedua putraku ini,  Rafi dan Syauqi memiliki jenis kecerdasan yang sama, Sensing. Jenis kecerdasan yang identik dengan tenaga kuat dan memori besar. Sehingga keduanya memiliki stok energi yang besar untuk selalu bergerak dan melakukan banyak aktivitas. Disaat anak yang lain tidur siang, keduanya memilih ujtuk beraktivitas apa saja, yang penting tudak tidur. Sebelum tes STIFIN, kerapkali aku memaksa mereka untuk tidur siang dengan alasan agar bisa fresh belajar fi malam hari.  Namun keduanya menolak dengan alasan tidak ngantuk. Tapi aku kadang ngotot, memaksanya untuk tetap tidur. Alhasil, keduanya seringkali berbaring di sisiku, dan disaat sudah terlelap, mereka telah pergi bermain.

Seperti siang ini, adik, abah dan aku sudah beranjak istrahat siang. Namun Rafi malah membujukku untuk bisa mencuci kolam kamar mandi. Alasan yang sering diutarakannya bila ingin bermain air bersama adiknya. Karena sudah tau watak mereka berdua, maka kuizinkan sambil memberikan instruksi singkat dan sederhana.
"Oke,  Ummi izinkan.  Dengan syarat kolam harus bersih, dan baju basah disimpan di baskom"
Sumringah keduanya menjawab "Oke Mi".

Aku pun merebahkan badan, sayup terdengar riuh suara kedua putraku saat mengetik tugas kali ini.


Jumat, 12 April 2019

RAFI DAN SUBUH YANG "HEROIK"

Ada yang lucu, heroik sekaligus mengharukan subuh hari ini. Rafi, putra ketigaku melompat dari pagar tetangga demi mengejar sholat subuh berjamaah di mesjid Nurut Tijaarah Pasar Sentral Enrekang, yang lokasinya tak jauh dari rumah.

Kok bisa ?
Begini ceritanya...
Saat azan subuh berkumandang, seperti biasa aku membangunkan Rafi. Tapi yang namanya anak-anak --usia Rafi sekarang menuju 10 tahun -- saat dibangunkan gampang-gampang susah.

"Rafi, ayo bangun, sudah azan" kataku sambil menggerak-gerakkan badannya
"Mmm, nanti Mi" gumamnya sembari menggeliat
"Ayo, assholatu khairun minannaum, sholat itu lebih baik daripada tidur. Kalau tak mau ke mesjid, shalat di rumah saja bersama Umi".
"Umi saja yang sholat, aku masih ngantuk" katanya lalu kembali memejamkan mata.

Akhirnya, Rafi kutinggalkan. Saat sedang sholat sunnat qabliyah subuh, terdengar iqamat dari mesjid, diiringi langkah kaki yang berlari cepat menuju pintu depan. Sholatku jadi tak khusyuk, teringat gembok pagar yang belum sempat kubuka.

Ternyata Rafi mengambil jalan pintas dengan memanjat pagar tetangga yang tingginya hampir 2 meter, masih dengan celana tidurnya. Perasaanku campur aduk. Geli,khawatir diselipi rasa syukur tak terhingga. Karena di dalam hati putraku telah terinstal keasadaran akan kewajiban sholat fardhu dan keutamaan berjamaah di mesjid.

Bukan hanya sekali Rafi seperti ini, berlari saat iqomat terdengar. Namun tak "seheroik" subuh ini.

Alhamdulillah, sholat subuh berjamaah di mesjid sudah menjadi kebiasaan bagi Rafi. Namun subuh ini tentu membawa pelajaran berharga bagiku bahwa saat abahnya tak di rumah, dan Rafi belum bangun, gembok pagar harus sudah terbuka, agar tak ada lagi peristiwa "lompat pagar" yang terulang. Dan yang terpenting adalah bagaimana membiasakannya bangun lebih awal, agar tak tergesa melaksanakan sholat.


Hari ke 15 Tantangan 10H Level 1 Kelas Bunda Sayang Batch 5

Partner : Rafi Raidul Islam
Point Komprod : Kiss (Keep Information Shirt and Simple)

Putra ketigaku, Rafi alias Idul, masih punya kebiasaan buruk yang menjadi PR ku. Tiap kali habis mandi, handuknya lupa dijemur, lampu tak dimatikan, air kadang ngalir terus. Beberapa kali sudah diingatkan, namun masih saja ada yang terlupakan, terutama jika ia dalam kondisi tergesa.
Namun pagi ini aku coba point komprod KISS, berharap ada perubahan yang signifikan. 

Selesai sarapan, biasanya dia masih berleha-leha, putar sana sini, belum juga beranjak mandi.

"Dul, mandi nak! "kataku mengingatkan
"Iya" jawabnya segera dan mengambil handuk.  Suprise, sekali perintah, langsung dikerjakan. Biasanya cuma iya, iya.
Selesai mandi, aku mengingatkan lagi :
"Dul, airnya, lampunya di off kan"
"Iya"
Selesai berpakaian, handuk dan pakaian kotor masih tergeletak di kasur.
" Dul, ada yang terlupa, handuk dan baju kotor disimpan di tempatnya"
"Iya".
Alhamdulillah, Rafi berangkat sekolah dengan melakukan semua hal yang kuperintahkan tanpa harus bersitegang.






Rabu, 10 April 2019

Hari ke 14 Tantangan 10H Level 1 Kelas Bunsay Batch 5


Partner : Syauqi dan Fikrah
Point Komprod  : "Gunakan Intonasi Rendah dan Bahasa Ramah"

Semalam, Ibu mertua datang ke rumah. Katanya dari acara kawinan, trus singgah di rumah untuk sholat isya. Anak-anak saking senangnya ketemu nenek, jadi tambah lincah bergerak kesana kemari, berlarian, lompat-lompatan,  bermaksud menarik perhatian neneknya.

Namun, semakin lama ulah Syauqi dan Fiqrah makin tak terkontrol.  Bergantian keduanya melompat dan membuang badannya ke sofa. Dan akhirnya berbenturan. Si kecil menangis kesakitan, si Kakak malah marah hendak memukul adiknya. Tak lama berselang, keduanya tertawa berdua, mengulang lompatan sebelumnya.  Biasanya dalam kondisi seperti itu, aku pasti marah. Sebab sedari tadi sudah diingatkan untuk berhenti, namun tak digubris.

Ilmu komprod kembali beraksi, dengan intonasi rendah kucoba mengingatkan keduanya. Walau tetap tak digubris. Dalam hati berkata, "Kok anak-anak jadi agresif begini ya? Apa karena kebanyakan makan coklat tadi sore? ". Apalagi mengingat Syauqi yang mesin kecerdasannya sensing,  tak bisa diam,  selalu ingin bergerak. Boleh jadi" jawabku sendiri.

Aku bersyukur, di situasi genting seperti itu, saat anak-anak begitu hiperaktif, aku masih dapat mengontrol emosi hingga tak sampai mendaratkan cubitan. Komprod selalu membuatku dapat bersabar dan tanpa kusadari telah sekian lama tak pernah mencubit.


Selasa, 09 April 2019

Hari ke 13 T10H Level 1 Kelas Bunda Sayang Batch 5


Partner : Abdul Rauf (Suami)
Point Komprod :

  • Eye contac
  • Kaidah 7,38,55


Pagi hari,  saat bersama suami menghendel 3 orang anak untuk memulai harinya. Putra ketiga dan keempat bersiap ke sekolah sedang si putri bungsu ke rumah nenek. Putra pertama dan kedua sementara menimba ilmu di pulau sebrang. 

Abah (begitu aku dan anak-anak memanggilnya),  telah tau dan menyetujui keikutsertaanku dalam kelas Bunda Sayang.  Bahkan kami pernah berbincang terkait materi komprod yang sengaja kutempel di samping lemari.  Ia kerap mengamatiku dalam diamnya saat terjadi perubahan sikap dalam berkomunikasi dengan anak-anak. 

Pernah suatu kali Ia berbicara dengan nada tinggi pada Syauqi.  Lalu dengan tersenyum aku berkata : 
"Abah, rendahkan intonasi suara" kataku seraya memperlihatkan gerakan tangan ke bawah.  Abah hanya senyum. 

Pun pagi ini, terdengar nada tinggi suaranya saat perintahnya tak digubris Syauqi, untuk segera mandi. 

Kembali aku mengingatkan dengan gerakan tangan ke bawah, menatapnya dengan senyum, dan berkata "rendahkan intonasi". Alhasil, dia kembali mengajak Syauqi untuk mandi, tentu dengan nada yang lebih rendah.