Memasuki tantangan 10 hari pada level 1 Kelas Bunda Sayang, dengan tugas mengaplikasikan "Komunikasi Produktif" pada pasangan atau anak.
Untuk tantangan pertama ini, saya memilih Syauqi (usia 5 tahun, sudah sekolah di TK) sebagai partner dalam mengaplikasikan komuniaksi produktif. Mengapa memilih dia ? sementara masih ada dua anak lainnya ? Tentu ada pertimbangan tersendiri.
- Syauqi bawaannya suka marah-marah, setelah dievaluasi ternyata penyebabnya dari cara saya, abah dan kakaknya dalam berkomunikasi.
- Syauqi, jika menginginkan sesuatu, ingin serba cepat, tidak mau bersabar, jika tak segera dipenuhi, bawaannya akan marah-marah terus
- Kendalikan intonasi suara dan gunakan suara ramah
- Katakan yang diinginkan bukan yang tidak diinginkan
- Ganti perintah dengan pilihan
Begitu juga saat si putri bungsu cemberut, ngotot gak mau pindah dari pangkuanku, sementara kakaknya minta diambilkan sesuatu dan mulai terlihat tanda-tanda akan marah dan bersiap memukul si adik. Biasanya kalau sudah seperti ini, saya akan pusing dan ujung-ujungnya akan marah. Namun, dengan intonasi lembut dan ramah, saya coba bujuk si bungsu, beberapa kali, belum berhasil. Terakhir kalinya saya berkata ramah disertai pujian, akhirnya si bungsu tersenyum dan bergegas mengambilkan benda yang diinginkan si kakak. Ahhh, legaaaaa, hari ini bisa ramah.
Trus, saat syauqi kembali "berulah" tak mau mandi, abah mulai tinggi intonasi suaranya. Segera aku berkata sambil tersenyum "abah, rendahkan intonasi suara". Eh, si abah tersenyum dan mulai lembut (soalnya dia dah baca materi komunikasi produktif yang saya forward).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar