Sabtu, 30 Maret 2019

Hari ke 3 Tantangan 10H Level 1

Point Komunikasi Produktif yang diterapkan :

  • Mengatakan yang diinginkan bukan yang tidak diinginkan 
  • Intonasi suara rendah dan bahasa yang ramah
  • KISS
Mengganti perintah dengan pilihan

Kasus 1
Syauqi seringkali  bermain ayunan adiknya. Jika disuruh pindah,  malah ngeyel. Kalimat yang sering  saya pakai untuk melarangnya adalah seperti ini :
"Oki, jangan main di ayunan adik, nanti rusak, karena Oki sudah besar". Sekali, tidak digubris, hingga kesekian kalinya dengan setengah marah saya berkata " Oki, punya telinga nda? Sudah berapa kali ummi bilang, pindah ! Jika sudah seperti ini,  maka dia akan pindah sambil cemberut  dan menggerutu tak jelas.
Namun hari ini, karena berniat menerapkan komprod padanya, maka ketika Syauqi selesai mandi, dan langsung duduk di ayunan, belum mengenakan pakaian, langsung saya katakan dengan nada ramah "Oki,  pakai bajunya dulu nak" Biasanya urusan mengenakan pakaian sendiri selepas mandi, adalah hal yang jarang dilakukamnya, selalu meminta saya untuk membantunya. Padahal sebenarnya dia sudab bisa. Sekali, tak digubris.  Saya ulangi dengan nada yang sama. Barulah dia menjawab tanpa nada marah,  "iya". Dan tanpa saya suruh keluar dari ayunan, dia langsung keluar karena saya berkata "Sekarang gilirannya Oki main HP,  15 menit, harus disiplin ya! "

Apa yang menarik? Yang menarik adalah bahwa saat Oki sedang berayun, dan belum mengenakan pakaian, biasanya saya akan berkata dengan kalimat panjang " Main ayunan lagi,  nanti rusak,  kalau rusak adik mau pakai apa? Pakai baju cepat,  nanti kalau tidak pakai baju digigit nyamuk". Namun karena saya hanya fokus pada satu hal yang saya inginkan yaitu agar dia segera memakai baju, maka saya ubah kalimatnya menjadi lebih pendek, dengan intonasi yang rendah, bahasa ramah, maka Oki lebih cepat melaksanakannya dan yang terpenting mengerjakannya tanpa rasa marah.

Kasus 2
Hari ini tepat pukul 08.00, Syauqi akan berlatih badminton. Sudah seminggu ini dia menantikannya. Jam sudah menunjukkan pukul 07.40 menit, namun dia belum sarapan, karena menanti giliran bermain hp setelah adiknya. Jatahnya 15 menit.  Biasanya jika seperti ini, saya pasti akan mengambil keputusan sendiri, dengan menunda waktu main hp nya dan menyuruhnya segera sarapan agar tak terlambat. Namun bisa ditebak, dia pasti akan ngamuk karena merasa haknya dihapus. Akhirnya saya hampiri, dengan suara yang ramah saya memberi pilihan :"Oki, sekarang sudah jam 07.40,tinggal 20 menit lagi abah akan antar Oki berlatih badminton. Mau pilih mana, main HP dulu atau sarapan dulu ? Kalau mau main HP dulu,  harus disiplin, agar masih sempat sarapan, tapi kalau mau sarapan dulu, waktu main HP nya mungkin tidak cukup 15 menit, nanti dilanjutkan setelah latihan". Sejenak terdiam, akhirnya dia memilih opsi pertama. Alhamdulillah.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar